Kamis, 24 Februari 2011

anomaly in me. .

Bukankah tangisku terdengar seperti tawa?

Atau seketika aku bergelagak dengan tetesan di sudut mataku?

Karena aku. Karena aku sendiri.

Takkan aku mempertanyakan anomali pada jelmaan tragedi.

Dingin. .

Hangat. .

Mendidih. .

Kelakar burung tua yang hangat di tengah hutan dingin,

menggelitik mataku panas.

Masihkah aku bisa sepertinya?

Ketika aku bahkan tidak mengerti dimana bedanya.

0 komentar:

Posting Komentar