Minggu, 21 Agustus 2011

'Lagu untuk Sebuah Nama' : musikalisasi batin yang gamblang :)


Ini pukul 23.04 WIB.

Tiba - tiba ingat beberapa hari lalu.

saya dengar sebuah lagu di salah satu tempat jual beli.

Lagu Ebiet G Ade.

Saya bukan penggemar beratnya.

Tapi karena saya tumbuh dengan alunan lagu - lagunya setiap pagi,

mau tak mau kesukaan bapak mendarah daging.

Lagu itu. Tak banyak yang tahu untuk manusia seumur saya.

Apalagi anggapan - anggapan mereka tentang penyanyi lawas ini yang jelas

mereka anggap 'angkatan lama'.

Oke,kembali ke inti.

Judulnya 'Lagu Untuk Sebuah Nama'.

Lalu apa yang membuat saya benar - benar ingat lagu itu?

Simple.

Musikalisasi batin yang gamblang.

Jelas.

Sangat tidak bertele - tele.

(sekali lagi,maaf saya tidak pandai bercerita --')

Memangnya seperti apa musikalisasi batin yang simple itu?

Mungkin yang paling 'jleb' di hati dan ingetan saya adalah bait berikut,


'Mengapa aku mesti duduk disini,

sedang kau tepat di depanku.

Mestinya aku berdiri berjalan di depanmu,

kusapa dan kunikmati wajahmu atau

kuisyaratkan cinta.

Tapi semua tak kulakukan,

kata orang cinta mesti berkorban'.


untuk beberapa orang mungkin biasa.

Kesimpulannya tidak untuk saya.

Dan lagu ini sukses, membuat otak saya bekerja malam buta.

Berpikir tentangnya :)



Senin, 15 Agustus 2011

digit istimewa #edisimerahputih

Bulatan hitam pekat.

Lekat – lekat.

Hinggap pada satu lingkaran.

Merah.

Segar.

Tulus melindungi barisan digit istimewa.

Pada lembaran suci.

Bening.

Bersih.

Lalu hujan atau air apa jatuh.

Dari sana.

Bulatan hitam pekat.

Sadar digit itu tak lagi istimewa.

Sudah pudar.

Lenyap.

jawab tanyaku :)

Lalu apalagi yang kau tanyakan?

Setelah ratusan pertanyaan kujawab.

Lanjutkan pertanyaanmu.

Bahwa aku sangat hafal pertanyaanmu yang entahlah,

ke lima puluh tujuh barangkali.

Kukira hanya itu yang penting.

Lalu apalagi?

Kurasa sudah kujawab smuanya.

Lalu sanggupkah kau menjawab pertanyaanku ?

Jangan takut.

Cuma satu.

‘apalagi pertanyaanmu?’