Sudah kudapati pintu tertutup.
Waktunya bercengkerama panjang lebar.
Bukan lagi dengan malam.
Bualan bualan pujangga tentang malam rasanya
tak mempan lagi untukku sekedar kagum.
Perbincangan sengit tentang hidup dan mati.
Rasa rasanya kali ini tak boleh diakhiri.
Mengulas penjual sayur pagi buta menata perut.
Rendezvous hal maki maki.
Dan tiba mengucap ia yang terkasih(moga bidadari kahyangan tak mampu rebut kekuasaanku)
Obrolan masa politik yang tai kucing(kali ini aku setuju dengan Gie)
Hampir sumur kukuras habis.
Dan makin tersa kerdil tentang malam yang para
hebat katakan.
Aku paling sakti.
Psikolog kesiangan dengan teori sampah.
Bukan.
Ini cuma (ya,cuma)
0 komentar:
Posting Komentar